akhwat cantik yang siap dipoligami

Iamengunggah sebuah foto seorang perempuan cantik dengan caption 'ta'aruf' yang mengisyaratkan jika sosok tersebut mencari jodoh di media sosial. Bahkan dalam caprion tersebut tertulis jika perempuan cantik itu siap dipoligami. Siapa netizen jomblo yang tak tergiur untuk 'taaruf' dengan perempuan tersebut. 1 Bahwasanya "keadilan" menjadi wajib hukumnya dalam poligami. 2. Bahwasanya "keadilan" dalam poligami itu sangat sulit diwujudkan, sekalipun manusia ingin melakukannya. 3. Dalam berpoligami, setelah istri pertama, seorang pria diperintahkan untuk memperistri wanita-wanita yang tidak beruntung. Dalam konteks ini, tertuju pada perlindungan Mulaisemuanya dengan ilmu, teori dan praktik langsung dari praktisi poligami berpengalaman serta rekomendasi ikhwan-akhwat siap beramal poligami. Kelas poligami tersebut rencananya akan diadakan pada Minggu (28/6/2020) di Bekasi dengan mengusung tema “ Cara Kilat Dapat Istri Empat Sesuai Syariat”. Makaperlu disiapkan beberapa hal diantaranya hal-hal bersifat administratif, koordinasi dengan lintas sektoral, sosialisasi pawai Muharam pada masyarakat, penentuan titik kumpul, serta penentuan start,” tambah Adi. Ia berharap momentum tahun baru Islam menjadikan Kota Tanjungpinang semakin religius. Selain itu tercipta masyarakat yang aman Iniada guru yang super cantik dari China yang bernama Zhu Songhua. Dia diklaim sebagai guru tercantik di nege Festival Budaya Islam Mahasiswa STAI Siliwangi Bandung 2011 Feb 2011 | 05:41 am Formatfile lainnya juga mengalami perubahan, sebagai contoh file berformat Word yang tadinya berakhiran DOC, Microroft Excel berakhir XLS, PowerPoint berakhir.PPT kini berganti dengan DOCX untuk Word, XLSX untuk Excel dan PPTX untuk PowerPoint. Perubahan yang cukup berarti juga terdapat pada Microsoft Outlook 2007. NamakuSakura Haruno umur ku 21 tahun, aku baru saja menyelesaikan kuliah D3 Menejemen Informatika, wisuda akan di laksanakan satu minggu lagi, dan secara otomatis aku hanya berkesempatan untuk bertemu Murobi dan teman satu Liqoan satu kali lagi, sedih rasanya harus berpisah dengan mereka, bukan hanya itu yang membuat aku sedih setelah acara wisuda fotoyang saat ini teman - teman lihat adalah gambaran segelintir kaum muda, mereka mahasiswa namun masa mudanya dihabiskan untuk dakwah. disaat kaum intelektual hari ini disibukkan dengan fashion, study oriented, cinta semu yang berlandaskan nafsu, idealisme yg tergadaikan oleh sogokkan dan ancaman. maka mereka yang jumlahnya tak banyak Dariseorang akhwat bugil, akhwat nakal, akhwat binal, akhwat cantik mendapatkan lonjakan yang drastis. Seperti Jilbab bugil, dan Ngentot Memekku Kontol Bokep Jilbab Enak Cerita, Kontol Kekar Sopirku Menembus Memeku Cerita Dewasa Share. Tapi tampaknya pengalaman itu tak membawa cukup kenikmatan bagi fantasiku yang nakal di atas Diantara rahmat Allah -Ta’ala-kepada hamba hamba-Nya, disyari’atkannya “poligami” (seorang laki laki memiliki lebih dari satu istri) berdasarkan dalil-dalil yang akan datang. Namun berbicara masalah poligami akan mengundang berbagai tanggapan. Ada yang menanggapinya secara posotif dan ini datangnya dari ulama’ dan kaum beriman. . PopulerBaruUnduhan Terbanyakmuslimah bersama sahabatnya3000*3000pengantin pria wanita muslim muslimah2500*2500stiker masjid tempat wudhu3000*3000ilustrasi pasangan muslim pernikahan dengan tema biru3000*3000avatar pengantin wanita muslimah3000*3000muslimah berhijab syari hitam duduk di kursi membaca buku4000*4000avatar akhwat bercadar3264*3264akhwat datar4000*4000avatar koky akhwat3264*3264wanita muslimah pengantin akhwat bercadar2500*2500pasangan muslim ikhwan dan akhwat ucapan selamat idul fitri3000*3000kartun sahabat muslimah yang lucu2500*2500avatar akhwat3264*32643 orang akhwat sedang berdiri3200*3200pengantin akhwat5000*5000santri akhwat2500*2500akhwat muslimah bercadar3200*3200tempat wudhu pria ikhwan wanita akhwat signane1200*1200ilustrasi akhwat bercadar3200*3200pasangan muslim ikhwan akhwat berpegangan tangan3000*3000buku akhwat membaca3000*3000little akhwat hijabi3000*3000ilustrasi pasangan muslim suami istri saling berpelukan dari belakang4000*4000akhwat duduk sendiri2000*2000akhwat sedang memegang sapu dengan seragam ungu3000*3000keluarga muslim dengan bayi2500*2500wanita muslim akhwat duduk merenung memegang bunga di atas batu bata3000*3000akhwat hijab ungu sedang berpikir3000*3000akhwat niqabi untuk tampilan gambar2500*2500buku akhwat membaca3200*3200avatar akhwat niqabi3000*3000akhwat tak berwajah3000*3000akhwat bercadar5000*5000khusus akhwat png1200*1200akhwat pasmina hitam vector2501*2501muslimah abaya pasmina vektor sederhana2500*2501akhwat lucu3000*3000karakter akhwat muslimah suka membaca2000*2000wanita muslimah akhwat membaca vektor ilustrasi quran ramadhan png3000*3000akhwat mungil3000*3000ilustrasi kartun sunnah berkuda anak perempuan akhwat3000*3000muslimah akhwat french khimar monoline vektor gaya minimal2500*2501akhwat eid mubarak dengan khimar syari hitam dan niqob1200*1200akhwat kecil dengan niqab membawa bunga matahari1200*1200akhwat kecil dengan hijab syari3000*3000ilustrasi akhwat3000*3000muslimah akhwat sederhana setengah niqab monoline vektor gaya minimal2500*2501karakter akhwat bercadar5000*5000karakter akhwat berdoa3000*3000akhwat kecil avatar3000*3000Bergabunglah dengan tim desainer pngtreeUnggah desain berhak cipta pertama Anda. Dapatkan $ 5 paket kupon desainer Cari Wanita yang Bisa di Poligami, Inilah orangnya !! Buat ikhwah yang mau menikah nih Data Akhwat Taaruf Siap Poligami Nama Santi Wardoyo Anak pertama dari tiga saudara Daerah Asal Bandung Domisili Jakarta Suku Jawa Pekerjaan Membantu orang tua dirumah Status Perawan Usia 22 Tahun Pendidikan S1 Tinggi Dan BB 169 & 56 Ciri Fisik Kulit Putih Bersih Ngaji Sunnah Iya, orang tua sudah ngaji juga Hijab Syar'i Iya Hafalan Berjalan 3 Juz Hobi Membaca dan mendengar kajian tentang agama Siap Di Poligami Mau Target Menikah Secepatnya Kriteria Ikhwan Bermanhaj salaf, Sudah Bekerja, Besaran Gaji Tidak Penting, Amanah Sebagai Imam dalam keluarga, Membawa Semakin dekat ke surga Alloh, yang pasti harus Penyayang.. Hanya untuk yang serius merajut Mahligai Rumah Tangga Islami! Silahkan Hubungi No 0812 *** ***** SMS, WhatsAap Bisa. Diharapkan yang bisa segera. _Tulisan di atas adalah contoh biodata Akhwat siap di Senyum di hari kamis biar tetep manis....😂😂😂😂 Popular posts from this blog Cerita Hot Bu Guru dengan Muridnya Guru Sedih dengan Muridnya Dahulu guru g segitu memikirkan yg namanya HONOR bulanan, g peduli tunjangan.. mereka memikirkan bagaimana muridnya pinter dan beradab. Mungkin ada guru yang menceletuk, "Kalian semua bolos sekolah gpp, saya g rugi, saya malah senang g pusing mikir kalian, gaji tetap utuh yang rugi kalian sendiri.. iya too?" Ada g guru kayak gitu? Ohh ada bahkan dg kpala mata sendiri aku lihat ada yang pacaran dg muridnya.. p Lalu semuanya akan kembali ke oknum, tidak semua guru seperti itukan? Ada guru yang baik mungkin lebih banyak, walaupun itu sedikit <= bingung ane dengan kalimat ini wkwkwk Masya Allah ada cerita nih, ini guru spesial di MTSn 2 yang pernah saya kenal. Beliau sendiri pernah menangis gara-gara saya membolos berhari-hari karena alasan keluarga kayaknya kasusnya dah diceritain deh sama adek ane di FB Saya memanggilnya Bu Guru karena beliau seorang perempuan, kalau laki-laki saya panggil pak guru. Bu guru ini mengampu Cerita Istri Selingkuh Saat Suami Bekerja, Petaka SMS dengan Lawan Jenis Istri Selingkuh Lewat SMS Kisah lama yang mau aku angkat lagi yang menurutku cukup menarik. Ini bermula dari reoni teman-teman SMP sekitar 3 tahun lalu. Sudah menjadi kebiasaan teman kalau tiap tahun kumpul-kumpul bareng waktu idul fitri. Banyak cerita setelah kami lulus dari SMP banyak kisah untuk mengenang kembali masa-masa sotoy dan labilisasi umur, banyak curhat tentang keluarga dan pekerjaan masing-masing. Dan banyak lagi.. Ada kisah menarik dari temankiu, Sebut saja namanya Romeo.. pria berkulit putih bersih dan berawakan gagah ini memang belum berumah tangga diantara kami. Kalem dan cool memang pembawaannya dari dulu ketika kami sama-sama di kelas. Dia bercerita.. Namanya Mai teman sekelas kita [temanku satu kelas jg] ini sudah menikah, dan dikaruniai 2 orang anak. Suami Mai bekerja diluar kota, kadang pulang jenguk istrinya sebulan sekali. Nah.. suatu hari Mai ini dapat sms dari orang tidak dikenal, mai penasaran kepada pengirim kemudian menanyakan darimana dia Akhir-ahir ini poligami sedang menjadi perbincangan masyarakat dimana-mana, terutama para ibu, terkait dengan santernya pemberitaan seorang ulama kondang yang melakukan poligami dan berakhir dengan perceraian dengan istri pertamanya. Banyak pihak yang menyayangkan dan simpati dengan keputusan perceraian ini, karena sebelumnya mereka berdua adalah figur teladan yang menjadi rujukan atau referensi keluarga sakinah mawwadah warahmah. Lalu kenapa ahirnya terjadi perceraian. What’s wrong ??? Akibat pemberitaan media yang kurang obyektif mengenai sosok ulama tadi terkait dengan kehidupan keluarganya, membentuk opini di masyarakat yang apriori dengan poligami, terutama para ibu, seolah-olah poligami menjadi monster menakutkan dan mengancam keutuhan keluarga pertama. Benarkah demikian? Bukankah poligami adalah solusi yang Allah suguhkan untuk kita? lalu kenapa malah menjadi masalah? Saudaraku… yuk, kita sama-sama mencermati dengan seksama terkait dengan fenomena yang ada, dengan mengedepankan obyektifitas, dengan pikiran yang jernih dan positif, dengan hati yang bening dan bersih dari prasangka-prasangka yang tidak jelas. Saya yakin kita semua sepakat, semua aturan Allah adalah rahmat, membawa keberkahan, kebahagiaan, solusi terindah dan merupakan kasih sayang Allah untuk kita semua. Kita semua sepakat Allah Mahatahu kebutuhan hamba-Nya. Dengan semua sifat-sifat yang Allah miliki sudah selayaknya kita memiliki keyakinan yang besar yang membuahkan sikap yang senantiasa tunduk dan patuh dengan segala aturan-Nya. Karena Dialah yang menciptakan kita. Dialah yang maha tahu aturan yang paling tepat, yang terbaik, yang terindah untuk mahluk-Nya. Yang jadi pertanyaan kita sekarang adalah kenapa orang sekaliber ulama tadi yang memproklamirkan diri ingin memberi contoh poligami yang dapat menjadi teladan umat malah berakhir dengan perceraian? what’s wrong? Kita terkadang lupa bahwa ulama juga manusia biasa, istrinya juga manusia biasa. Tapi para penggemar ulama tadi terutama ibu-ibunya tidak peduli. Dengan alasan apapun akibat praktek poligami yang dilakukan ulama tadi, ibu-ibu rame-rame memboikot segala macam produk dan antribut yang berbau ulama tadi dan yang berbau poligami. Seolah-olah poligami haram hukumnya. Terlepas dari kasus poligami diatas, semestinya tidak ada sikap apriori terhadap poligami. Sekalipun kita dihadapkan pada realitas yang ada pada pelaku poligami yang seolah-olah tidak adil bagi perempuan. Jika kita mau jujur, itu semua terjadi karena adanya praktek poligami yang tidak selaras dengan syar’i. Padahal poligami yang diperbolehkan penuh dengan rambu-rambu Illahi dan penuh dengan keindahan. Faktanya memang wanita yang ikhlas mau dipoligami suaminya termasuk langka. Karena poligami sangat erat kaitannya dengan perasaan dan emosional. Istri yang di poligami suaminya harus memiliki hati seluas samudera, yang memiliki kecintaan pada Allah diatas segala-galanya, mendedikasikan diri, hidup dan kehidupannya hanya untuk Allah, siap untuk berbagi dan bersinergi di jalan Allah dengan wanita lain, menjadikan poligami sebagai ladang amal untuk berbagi dan bersinergi di jalan Allah. Subhanallah… luarbiasa… Allahuakbar, bayangkan saudaraku… betapa indahnya dunia ini, jika kita bisa mewujudkan poligami yang indah, jika kita termasuk wanita yang mau berbagi dan bersinergi di jalan Allah dan hanya karena Allah. Mendedikasikan setiap helaan nafas, setiap detak jantung, setiap langkah, setiap aktivitas kita hanya untuk Allah. Karena pada hakekatnya kita tidak memiliki apapun di dunia ini, semuanya milik Allah, suami kita, anak kita, harta kita dan semua yang Allah berikan untuk kita bukanlah milik kita tapi amanah untuk kita. Ketika kita memutuskan untuk mempersilahkan suami kita untuk poligami karena Allah, semuanya akan terasa indah dan penuh dengan keindahan, kebahagiaan dan keberkahan akan menghampiri kita, yakinlah saudaraku … rida dan cinta Allah adalah surga yang sebenarnya. Yuk, kita wujudkan poligami indah … Allahuakbar. WaAllahualam… Penulis Lilis Hady Al-Bantany Seorang ibu dengan satu anak, yang berprofesi sebagai guru SDIT dan manager biro perjalanan umroh dan haji. Tidak seperti tatsqif yang sebelumnya, tatsqif bulan ini cukup banyak dihadiri peserta. Suamiku yang biasanya duduk di shaff kedua, kini duduk agak ke belakang. "Emang temanya apa sih mbak?" tanyaku pada seorang panitia akhwat yang kukenal. "Kewajiban Membentuk Rumah Tangga Islami Bagi Seorang Muslim." jawabnya sembari memberiku hand out materi pagi ini. Oalah.. Pantas saja. Tema tentang munakahat memang lebih menarik ketimbang permasalahan umat sepertinya. Dan tanpa menunggu lagi, acara pun dimulai. Selama satu jam sang ustadz menjelaskan tentang urgensi menikah. Beliau mengatakan bahwa menikah juga merupakan bagian dari dakwah. Sesi tanya jawab pun menjadi bagian yang ditunggu-tunggu oleh mereka yang masih lajang. Aku hanya bisa tersenyum saat seorang peserta ikhwan menodong sang ustadz dengan banyak pertanyaan. Alhamdulillah. Aku bersyukur bahwa kewajiban itu telah kupenuhi. Lima tahun sudah usia pernikahan kami. Kehadiran seorang anak perempuan sudah cukup melengkapi kebahagiaanku sebagai seorang istri juga ibu. Ternyata, peserta akhwat tidak kalah semangatnya. Beberapa akhwat menunjuk tangan sedangkan yang lain menyodorkan kertas untuk diberikan kepada sang ustadz. Dan aku tertarik menyimak pertanyaan seorang akhwat yang membelakangiku. "Ustadz, kita tahu bahwa jumlah wanita lebih banyak dibanding pria. Fenomena saat ini, banyak akhwat yang belum menikah sedangkan usianya terbilang tua di mata masyarakat. Belum lagi para ikhwan yang inginnya menikahi akhwat yang usianya lebih muda dari mereka. Adakah solusi untuk itu?" katanya. Wah, pertanyaan ini tak pernah kupikirkan. Aku tahu jumlah wanita begitu mendominasi, yang belum menikah pun kini terus bertambah jumlahnya. Tapi aku memang tak pernah berpikir jauh untuk mencari solusi. Paling cuma ngompor-ngomporin yang belum nikah. Sepertinya sang ustadz pun agak kesulitan untuk menjawabnya. "Emm,, begini.. Memang hal ini sudah menjadi permasalahan yang dibicarakan, tapi belum ada solusinya. Kalaupun meminta setiap pria untuk berpoligami susah juga. Itu kan hak masing-masing individu. Kebanyakan nggak mau dengan alasan takut sama istrinya. Ada juga yang alasannya belum siap secara materi. Padahal, waktu di jaman Rasulullah, yang belum makmur justru disaranin untuk menikah hingga makmur." Jawaban sang ustadz sekaligus menutup tatsqif pagi ini. Suamiku sudah menunggu di parkiran. Kupasang helm dan mengambil posisi duduk di jok belakang. Sepanjang perjalanan aku kembali terngiang materi tatsqif itu. Poligami. Benarkah itu solusinya? Teringat hal ini pernah menjadi isu nasional hanya karena seorang dai kondang memilih untuk berpoligami. Ibuku pun sampai bertanya padaku, "Kamu mau nggak dipoligami? Mama sih nggak mau. Setiap wanita pasti akan merasakan sakit kalo dimadu." Aku belum menjawab pertanyaan ibuku hingga kini. Sejak menikah, suamiku pun juga tidak pernah mengungkit-ungkit soal poligami. Nyaman. Hidupku sudah bahagia bersamanya. Haruskah hatiku terluka oleh kehadiran wanita lain? Ah, bahkan ini hanya dugaan yang turun temurun diceritakan oleh para wanita yang sejatinya belum pernah dipoligami. Bahasan poligami memang tidak ada habisnya. Hal itu pernah kembali mencuat saat novel dan film Ketika Cinta Bertasbih muncul. Saat itu, seorang Anna Althafunnisa yang begitu shalilah mengajukan permintaan untuk tidak ingin dipoligami. "Aku hanya ingin seperti Fatimah, putri kanjeng Nabi yang seumur hidupnya tidak pernah dimadu oleh suaminya Ali bin Abi Thalib.." Pernyataannya seolah meyakinkan para akhwat untuk mengikuti jejaknya. Banyak yang dengan lantang berkata, "Tidak, Terima kasih.." saat ditanya pendapatnya tentang poligami. Yaa Rabb, aku teringat kembali dengan wanita-wanita yang belum menikah itu. Pastinya mereka juga memiliki keinginan untuk melahirkan anak-anak mereka didik menjadi generasi rabbani di masa depan. Bukankah nantinya akan semakin banyak penyeru-penyeru dakwah yang akan meneruskan ummi dan abi mereka? Anakku pun harus punya kawan seperjuangan yang bercita-cita menegakkan kalimat Allah di muka bumi. "Mi, udah sampe nih. Kamu ndak mau turun?" Suamiku membuyarkan lamunanku. Sudah sampai rumah rupanya. Kubuka helm dan kuberikan padanya sambil berkata, "Bi, ummi rela kok kalo abi mau nikah lagi.." Ah, akhirnya aku punya jawaban atas pertanyaan ibuku. Suamiku terdiam sejenak. Mungkin dia heran dan bertanya-tanya dalam hati, makan apa istriku tadi pagi. Lalu, suamiku hanya menanggapi dengan sederhana, "Emang ada yang mau jadi istri kedua?" Hmmpf! Poligami memang bukan persoalan sederhana. Akupun memilih untuk menyudahi obrolan ini sejenak. Suatu hari nanti, aku pasti akan membahasnya kembali bersama suamiku. Mungkin saja ada solusi lain. “Jangan salah, pembeli lingeri paling banyak justru temen-teman yang bercadar. Wah bentuknya tidak karuan pokoknya, saya yang jualan saja ngga pernah pakai model itu.” akhwat poligamiKami ngakak bersama mendengar obrolan salah satu instruktur pilates kami yang kebetulan juga merupakan seorang pengusaha pakaian dalam wanita. Ia berkisah panjang lebar tentang lingerie yang ia dapatkan dari Tanah Abang. Setiap kulakan yang bentuknya aneh-aneh di mata kami, konsumen tetapnya adalah teman-temannya yang bercadar dan yang sudah beranak masalah lingerie kerapkali menjadi obrolan yang lucu-lucu sedap jika dibahas, apalagi antar sesama perempuan. Kenapa masalah lingerie ini tiba-tiba mencuat begitu saja dalam pikiran saya?Tak lain dan tak bukan berawal dari viral nya video seorang istri yang mengantarkan suaminya untuk poligami. Haduh, kenapa ya kisah poligami dan pelakor selalu saja ramai diperbincangkan. Apalagi di grup WA bapak-bapak, yes apa iyes?Terkait pelakor, saya pribadi sebenarnya kurang begitu sreg dengan sebutan itu. Karena biasanya yang selalu menjadi objek pemberitaan adalah perempuan. Dan kenapa laki-lakinya bebas donk dari jeratan maut mulut netizen? Para lelaki ini bebas beraktivitas apa saja, tanpa adanya pandangan negatif yang menusuk-nusuk akhwat dan lingerie? Ya, mau ngga mau bahasan ini turut menjadi topik utama dalam perbincangan ibu-ibu di beberapa media sosial. Ragam komentar muncul dari berbagai macam sudut pandang. Tapi ada satu hal yang lucu dan membuat saya agak terkekeh dibuatnya. Yaitu obrolan salah satu di grup WA perihal masalah yang paling intim dalam rumah tangga, yaitu tentang sex dan berbagai macamnya sampai ke ragam anjuran khusus para ibu untuk memakai lingerie. Untuk apa? Ya untuk mengamankan’ suami-lah– betapa rendahnya lelaki jika kesetiaan hanya diukur dari lingerie. Saya saja sebagai perempuan ga mashoook kalau ukuran kesetiaan lelaki hanya diukur dari selembar saya juga tidak menafikannya begitu saja. Sebut saja kisah instruktur saya tadi, ia mendapat jawaban yang beragam dari konsumen setianya.“Alhamdulillah mbak, sejak pakai lingerie suami saya sudah jarang ngomongin poligami”.Ya, salah satu konsumennya itu merupakan seorang akhwat bercadar yang sudah punya 5 anak. Dalam pengertiann, yang didapat dari pengajian, poligami memanglah sunnah alias dianjurkan. Dan barang siapa istri yang memberi jalan suami untuk poligami ia akan mendapatkan ini ia telan mentah-mentah, meskipun di hati kecilnya sangat tidak sepakat. Beranak lima, masih kecil-kecil, dan suami acapkali membincang tentang poligami merupakan jalan dakwah yang harus dibantu oleh istri istri mana yang hatinya tidak ketir-ketir? Mau salehah, menuju jannah, tapi jika harus dipoligami, tunggu dulu. Begitu sinilah kemudian kisahnya berlanjut ke perihal lingerie. Iya lingerie. Ia bercerita, bahwa teman-teman akhwatnya juga merasa insecure dan resah jika suami mereka poligami. Obrolan tentang lingerie pun mencuat di kalangan akhwat yang takut sebenarnya ketakutan menolak poligami itu lebih karena urusan menolak ajaran agama yang melulu didoktrinkan suami dan seringkali didengungkan dalam beberapa kajian yang mereka ikuti resah, mereka berontak dalam sepi hingga akhirnya menjadi konsumen tetap penjaja lingerie. Mereka merasa berhasil membungkam para suami dengan lingerie. Ya semudah itu. Lingerie kemudian menjadi topik hangat dan juga komoditas yang paling dicari para akhwat saat tidak menafikan rasa insecuritas para akhwat tentang maraknya ajakan poligami. Di satu sisi, ajaran dan pengertian itulah yang mereka dapatkan dari para ustadz, namun perempuan tetaplah perempuan. Ibu tetaplah ibu. Istri tetaplah istri. Membagi cinta dan kasih, terlebih sudah memiliki anak bukanlah perkara mudah yang hanya bisa diiming iming dengan bualan tidak bisa berontak dengan terang-terangan, yang dapat dilakukan adalah berikhtiar dengan lingerie. Aneh juga sebenarnya, tapi begitulah setiap istri mempunyai caranya sendiri untuk melindungi anak-anak dan dirinya ini juga bisa dibaca di situs alternatif muslimah yang berbasis di Yogyakarta Kontak jodoh Islam dengan profil, foto, chat, cari jodoh menjadi mudah. Temukan pasangan jiwamu, jodoh idaman terbaik untuk menikah. Rahasia dan privacy terjaga. Forum jodoh sebagai media taaruf muslim dan muslimah. Biro jodoh Islam bagi ikhwan dan akhwat yang siap nikah. Cari jodoh menuju keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Mulai ikhtiar taarufmu bersama SatukanCinta sekarang. Privasi terjaga, aman dan nyaman. stock vector hijab logo vector avatar pengantin berbusana hitam pengantin pria wanita muslim muslimah avatar akhwat bercadar flat akhwat avatar koky akhwat wanita muslimah pengantin akhwat bercadar muslim couple ikhwan and akhwat greetings for eid avatar akhwat 3 orang akhwat sedang berdiri pengantin akhwat santri akhwat akhwat muslimah bercadar ilustrasi akhwat bercadar akhwat membaca buku little akhwat hijabi tempat wudhu pria ikhwan wanita akhwat signane muslim couple ikhwan akhwat holding hands akhwat duduk sendirian akhwat niqabi for display picture purple hijab akhwat is thinking akhwat membaca buku akhwat pashmina hitam vector akhwat sedang memegang sapu dengan seragam ungu avatar akhwat niqabi akhwat faceless akhwat cute akhwat bercadar khusus akhwat png illustration of muslim couple husband and wife embracing each other from behind akhwat mungil karakter akhwat muslimah suka membaca little akhwat with hijab syari akhwat illustration little akhwat with niqab bring a sun flower women in shari a hijab akhwat karakter akhwat bercadar karakter akhwat berdoa muslim woman akhwat sitting contemplating holding flowers on bricks women muslimah akhwat reading quran ramadhan illustration vector png muslimah akhwat half niqab walking monoline minimal style vector akhwat eid mubarak with black khimar syari and niqob ilustrasi kartun sunnah berkuda anak perempuan akhwat illustration of a husband and wife couple ikhwah akhwat happily married avatar little akhwat muslimah akhwat modest half niqab monoline minimal style vector akhwat with niqab muslimah with her best friend muslimah akhwat half niqab standing monoline minimal style vector muslimah akhwat french khimar monoline minimal style vector muslimah wearing a black syar i hijab sitting on chair reading book muslimah akhwat half niqab monoline minimal style vector Rusmini Bintis Medan Poligami menjadi sebuah dilema bagi akhwat. Jenjang pengkaderan seolah menutup tabir bagi para akhwat untuk tidak lengah terhadap prahara jodoh. Jenjang pengkaderan secara perlahan menganjurkan akhwat agar semaksimal mungkin berusaha agar menikah dengan ikhwan. Alasan yang rasional diungkapkan oleh para qiyadah adalah terkait keberlangsungan tarbiyah di kemudian hari pasca menikah. Perempuan yang dipimpin, bukan memimpin dalam rumah tangga, sehingga dengan menikah sesama kader, diharapkan rumah tangga yang terbangun kental akan nuansa tarbiyah hingga anak cucu. Berbeda dengan kader ikhwan laki-laki yang diberi keleluasaan untuk menikah dengan akhwat atau tidak. Alasannya, kalau dengan akhwat maka jalinan tarbiyah akan semakin kokoh. Kalau tidak, diharapkan menjadi ajang rekrutmen kader. Hal ini sangat dimungkinkan karena laki-laki suami adalah pemimpin rumah tangga. Dengan kekuasaan, tidak sulit baginya untuk merubah seseorang yang telah hanif untuk menjadi seorang 'akhwat'. Pada sisi yang lain, globalilsasi menyeret kaum adam lebih dalam terjerat pada kubangan kemaksiatan. Perekrutan kader yang dilakukan lebih menarik simpati para perempuan untuk tergabung dalam jama’ah. Terlepas dari kinerja para ikhwan yang lamban dalam pengkaderan atau merupakan hukum alam, yang jelas jumlah akhwat jauh lebih banyak dari pada ikhwan. Jika ada 100 orang yang terekrut, hanya 30% diantaranya laki-laki. Fenomena ini terjadi hampir di setiap jenjang pengkaderan hingga tingkat nasional, walhasil sosok ikhwan menjadi langka. Realita ini mendorong para qiyadah jama’ah untuk turut andil memikirkan solusi yang terjadi. Beberapa tahun silam, sempat tersiar anjuran berpoligami bagi para ikhwan untuk mensiasati regenerasi kader. Tidak lama setelah itu, muncullah buku yang berjudul “Bahagia dengan satu Istri”, karangan Ustadz Cahyadi Takariawan. Dalam buku tersebut dipaparkan betapa Islam sangat bijaksana memperbolehkan poligami namun juga tidak mengkultuskannya menjadi sebuah budaya Islam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sejarah berpoligami. Tradisi berpoligami sudah ada sejak berabad-abad silam bahkan sebelum Rasulullah dilahirkan. Di Persia dan bangsa Arab, laki-laki bebas menikahi lebih dari satu istri dengan jumlah tanpa batas. Kemudian Islam hadir untuk membebaskan perempuan dari kedzaliman. Kehadiran Islam telah mengangkat harkat dan martabat kaum hawa, melindungi kehormatannya. Alkisah, ada seorang sahabat yang memiliki istri lebih dari empat sebelum masuk Islam. Dalam sebuah riwayat, Imam Syaukani menuturkan Qais bin al-Harats berkata “Saat masuk Islam, saya memiliki 8 orang isteri. Kemudian saya menemui Rasulullah saw, dan saya ceritakan kepada beliau masalah ini. Selanjutnya beliau saw bersabda,”Pilihlah empat orang diantara mereka". [HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]. Islam hadir untuk membatasi jumlah maksimum 4 istri bagi suami. Sehingga budaya berpoligami bukan budaya Islam, melainkan budaya orang Arab saat masa jahiliyah dahulu. Namun pembatasan yang Allah berikan kepada laki-laki bukan hanya boleh 1 istri, melainkan 4. Walaupun pada akhirnya Allah menganjurkan menikahi 1 orang saja bagi yang takut tidak dapat berlaku adil, namun Allah juga tidak melarang bagi yang menganggap dirinya dapat berlaku adil. Adil dalam hal ini adalah pembagian waktu, materi maupun perhatian. Terkait dengan kecenderungan rasa, hal itu tidak dapat direkayasa sebagaimana Rasulullah juga lebih cenderung pada Aisyah dibandingkan para istri-istri yang lain ketika Rasulullah berpoligami. Nuansa romantika rumah tangga Rasulullah beserta para ummul mukminin merupakan cermin keluarga poligami ideal. Demikian juga kisah rumah tangga Rasulullah dengan istri pertamanya Khadijah ra, menjadi rol model keluarga Islami satu istri. Rasulullah adalah laki-laki perfect, dalam sejarah hidupnya ada contoh kehidupan dengan satu istri maupun dengan banyak istri. Mengutip ungkapan Ibu Sri Rahayu Tifatul Sembiring, beliau berkata bahwa “prinsip dasarnya, poligami bukan untuk membuat kebubrahan, tapi justru harus menjadi sebuah ekspansi cantik yang menambah keindahan dakwah”. Alangkah indah, saat dalam dunia dakwah bukan menjadi hal yang tabu jika ada yang berpoligami. Tidak dicerca apalagi dihina. Justru pada saat itulah moment strategis kader dakwah untuk membuktikan kepada dunia bahwa poligami dalam Islam adalah anugerah, bukan musibah. Bagi penulis, tidak masalah jika ada sosok ikhwan yang tidak mau berpoligami. Karena bisa jadi ia begitu mencintai istrinya, atau takut tidak dapat berlaku adil. Namun menjadi sebuah masalah apabila ada seorang istri tidak mau dipoligami, hemat penulis hal ini ada sangkut pautnya dengan mahabbah kepada Allah. Sedikit agak sadis memang, mari kita rasionalisasikan. Ummul mukminin Khadijah ra adalah sosok tauladan umat dari kalangan perempuan. Beliau dijamin Allah masuk surga, dijamin dibangunkan istana dari bambu, dijamin akan menjadi pemimpin wanita kelak di surga. Beliau adalah kekasih Rasulullah. Ibunda Khadijah binti Khuwailid ra tidak dipoligami dan tidak ada sikap beliau yang melarang Rasulullah untuk berpoligami. Walaupun juga tidak ada hadits yang menguatkan bahwa Khadijah ra pernah meminta Rasulullah untuk mempoligaminya, namun setidaknya digambarkan dalam sirah bahwa Khadijah adalah sosok wanita yang mau melakukan apa saja demi mendapatkan keridraan Allah dan Rasulullah. Begitu pula saat kita telisik kisah almarhumah Ustazah Yoyo Yusro, beliau tidak dipoligami bukan karena tidak mau dipoligami, justru beliau sangat ingin dipoligami dan meminta suaminya agar mau poligami, dan pada akhirnya sejarah asmara hidup beliau harum tak ubahnya kisah para sahabiyah. Karena suami Ustazah Yoyo tidak menikah lagi. Pertanyaan besar bagi akhwat yang anti poligami, “mengapa sosok Khadijah, Ustazah Yoyo Yusro, dan para sahabiyah mau dipoligami? Terlepas pada akhirnya dipoligami atau tidak, namun mengapa para wanita tangguh itu mau hidup berbagi. “Mahabbah/ Cinta pada Allah”. Itu jawabannya. Begitulah cinta mengalahkan logika. Dapatkah kita berfikir, bahwa bisa jadi pada masa dakwah Mekkah atau Madinah jumlah akhwat jauh lebih banyak dari pada ikhwan sebagaimana yang terjadi hari ini? Sehingga dengan gampang para sahabiyah mau dipoligami oleh para sahabat. Umar bin Khathab memiliki jumlah istri hingga 9 orang. Bukan dalam satu waktu, melainkan ketika istrinya wafat, ia menikah lagi. Sepanjang hidup Umar bin Khathab, istrinya selalu berjumlah 4. Hingga wajar jika pada akhirnya jumlah istrinya lebih dari 4 jika diakumulasikan. Ketika ditanya oleh sahabat lain mengapa ia begitu suka menikah, Umar bin Khathab hanya menjawab “Sesungguhnya aku ingin Rasulullah bangga padaku dengan banyaknya ummatnya kelak di akhirat”. Subhanallah, sosok Umar bin Khathab menikah bukan semata karena syahwat, melainkan karena mengharapkan apresiasi/kebanggaan itu muncul dari Rasulullah kelak di akhirat. Para sahabat rata-rata memiliki banyak keturunan. Khalid bin Walid ra memiliki 40 anak. Disebutkan bahwa anak cucu Anas bin Malik yang berkumpul saat khataman al Qur’an di rumahnya lebih dari 100 orang. Begitulah sifat para sahabat/sabahiyah dalam berlomba dalam kebaikan. Mereka seolah mengabaikan keegoisan, hidup berbagi mudah mereka lakukan. Sungguh, itsar-nya para sahabat luar biasa. Mereka bertindak bukan semaunya, tapi semampunya. Apa saja akan mereka lakukan untuk meraih simpati Allah, membuat Allah bangga. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana agar Islam semakin kokoh dengan banyaknya jundi- jundi Allah, agar janda dapat terberdayakan, agar tidak ada lagi perawan tua dari kalangan sahabiyah, agar izzah Islam semakin mengakar dalam kehidupan. Jodoh adalah bagian dari rahasia Allah. Bisa saja kita ngeles dengan berujar “Jodoh itu Allah yang atur, bukan kita. Semua sudah tercatat di lauful mahfud. Perawan tua karena jodohnya belum datang”. Iya benar, tapi bukankah ikhtiar manusia juga menjadi penentu siapa dan bagaimana proses itu berlanjut. Bukankah kemenangan dan prospek dakwah yang kita alami saat ini karena sebuah kerja keras yang diawali dengan rasionalisasi untuk membuat suatu strategi. Bukankah poligami merupakan rasionalisasi atas strategi pemecahan masalah pernikahan bagi para akhwat. Lalu bagaimana mungkin para ummahat menolak poligami yang diperbolehkan Allah. Lagi pula, mau dipoligami belum tentu pada akhirnya dipoligami. Bisa jadi suaminya tidak mau, atau tidak ada akhwat yang mau dijadikan istri kedua, ketiga, maupun keempat. Disitulah letak maksimalisasi ikhtiar para ummahat. Sampai disitulah kemudian kita berujar “Semua sudah tercatat di lauful mahfud”. Kalau tidak ada keikhlasan dari para ummahat, tidakkah kita merasa juga memiliki andil dengan para akhwat yang berguguran di jalan dakwah karena tidak jua menemukan jodoh? Tidakkah para ummahat tersekat lidahnya saat ada akhwat yang futur keluar dari jamaah dan masuk di jamaah lain karena peroleh suami yang tidak sefikrah? Tidakkah kita telisik hati seorang presiden PKS Anis Matta yang bisa jadi menganjurkan poligami sebagi solusi, hingga kemudian beliau mengaplikasikannya langsung, bukan dengan kata-kata. Sebagaimana dulu ketika Rasulullah melakukan potong rambut sendiri saat berhaji dan kemudian diikuti para sahabat yang lain. Karena ada kalanya manusia lebih faham dengan perbuatan bukan dengan perkataan. Para akhwat yang anti poligami, coba kita renungkan. Coba bayangkan suatu suasana ideal sistem berpoligami para sahabiyah yang kini dapat terejawantahkan dalam zaman modern. Suami ikhwan yang mau poligami boleh berpoligami, akhwat yang mau dipoligami punya jalan untuk itu, anak-anak kader semakin banyak. Bukankah itu artinya memperkecil peluang berguguran akhwat kalau alasan futurnya karena jodoh, bukankah dengan banyaknya jundi-jundi Allah secara kualitas dan kuantitas penduduk Indonesia semakin membaik? Tidakkah kita mau menggantikan penduduk muslim di Indonesia yang keluar dari islam karena harta, kita gantikan dengan anak-anak kita. Bukankah kita meyakini bahwa secara kualitas Insya Alah aqidah anak-anak kader jauh lebih baik dari pada orang awam di luar sana. Bukankah itu artinya agenda poligami’ merupakan agenda umat? Bukan cuma 1 atau 2 orang akhwat di Indonesia ini yang sudah berusia 30 tahun namun belum juga menikah, adakah kita berfikir bagaimana nasib mereka selanjutnya. Apakah mereka harus menunggu duda-duda ikhwan? Karena sungguh sulit bagi mereka mendapatkan ikhwan yang masih lajang, karena kebanyakan dari mereka mencari akhwat dengan usia muda. Sadarilah wahai ummahat, siapa lagi yang akan menolong kecuali kita? Sekali lagi coba renungkan, para akhwat tua jumlahnya banyak, mereka tidak boleh menikah kecuali dengan ikhwan, jumlah ikhwan sedikit, ikhwan yang lajang mencari istri yang muda, waktu terus bertambah, usia mereka semakin renta, dan kita hanya dapat memaksa suami agar tidak poligami. Duhai… betapa malang saat tubuh mereka terhimpit dan berusaha bertahan dalam jalan dakwah, kita yang kuasa untuk menolongnya namun tidak juga mengulurkan tangan untuk bersama-sama satu atap meraih Jannah Nya. Dalam hal ini, penulis juga yakin. Tidak semua akhwat yang belum menikah mau dipoligami. Terkait hal itu sah-sah saja kalau mereka menolak tidak mau dipoligami. Namun setidaknya para ummahat telah memberi jalan... jalan bagi para akhwat yang kesulitan menikah tersebab salahsatunya faktor usia. Masih terlalu banyak peluang kebaikan yang dapat kita lakukan, selama masih ada kesempatan. Wallahu alam… MinieBintis on twitter